Pages

Subscribe:

Minggu, 19 Mei 2013

REPRODUKSI WANITA

                                                        BAB I PEMBAHASAN
A.    PERKEMBANGAN PADA SISTEM REPRODUKSI WANITA
Perempuan memiliki kromosom seks dengan konfigurasi XX. Selama fase embrionik,sel-sel yang  berkembang menjadi sistem reproduksi akan mengalami deferensiasi.sistem reproduksi laki-laki dan  perempuan berkembang dari jaringan gonad yang sama dan potensial untuk berkembang  menjadi genitalia laki-laki atau perempuan.pertama-tama sistem duktus mullerian dan sistem duktus wolffian tidak dapat dibedakan.Sistem ini berkembang menjadi gonad, duktus dari gonad menjadi genitalia eksternal dan kalenjar seks sekunder.Diferensiasi  embrio menjadi laki-laki atau perempuan dipengaruhi konfigurasi genetik dan hormone-hormon.Pada akhir minggu ke 12 dari kehamilan,jenis kelamin janin sudah dapat di tentukan secara visual.Pada embrio perempuan,struktur-struktur internal (uterus, tuba valopi, vagina) berkembang dari sistem duktus mullerian, sedangkan duktus wolffian mengalami regresi.

Saat pubertas,pada perempuan biasanya antara usia 9 hingga 16 tahun, terjadi perubahan sistem reproduksi  perempuan.Perkembangan seks sekunder dan primer yang berkararistik adalah sebagai akibat dari hormone estrogen.Tanda pubertas eksternal dapat di lihat dari putting dan payudara yang berkembang dan areola yang membesar, tumbuhnya rambut aksila dan pubis, panggul melebar, yang berkembang dengan cepat.Utrus dan ovarium juga berkembang dan matang.
Perubahab sistem reproduksi akibat penuaan biasanya di mulai dari selama decade kelima dalam kehidupan.Kebanyakan perempuan mengalami menopause di awal usia 50-an.Pada saat itu,reduksi hormon estrogen akhirnya menyebabkan penghentian menstruasi yang bersamaan dengan gejala khas  penurunan reproduksi hormone,yaitu atrofi organ-organ reproduksi,mnurunnya lubrikasi,dan tidak stsabilnya vasomotor.
B.     STRUKTUR SISTEM REPRODUKSI WANITA
Organ-organ internal sistem reproduksi perempuan terdiri dari dua ovarium dan dua tuba faloppii atau saluran telur,uterus, dan vegina.Genitalia eksterna secara keselurahan disebut vulva dan terdiri dari struktur-struktur yang tampak dari luar, mulai dari pubis sampai ke perenium.mons pubis,labia mayora,labia minora, klitoris, vestibulum yang berbentuk  seperti buah almond di dalam labia minoro.meatus uretra, lubang vagina atau introitus, dua perangkat kelenjar yaitu kalenjar skene dan bartholini, bermuara pada vestibulum.
Pada perempuan dewasa,ovarium berkembang dan melepaskan sel telur (oogenesis) dan menghasilkan hormon-hormon steroid contohnya estrogen, estron,estradiol,estriol,androgen dan pregesteron.
Tuba fallopii adalah penghubung ovariam dengan uterus dan bermuara kedalam rongga uterus,sehingga terjadi hubungan yang langsung dari r a minora.Labia ongga poritenial dengan rongga uterus.
Uterus terletak di tengah-tengah panggul dan secara struktur dibagi menjadi badan atau korpus, dan serviks.Lapisan dalam,endometerium, terdiri dari permukaan epithelium,kelenjar,dan jaringan ikat(stroma).Endometerium dilepaskan selama mnstruasi.Pada bagian terbawah dari korpus terdapat os internal dan serviks.Os eksternal terdapat pada ujung bawah dari serviks.Dengan demikian kenalis servikalis merupakan penghubung antara rongga korpus dan uteri, melalui os internal dan os eksternal, dengan vagina.
Vagina di mulai dari serviks uteri sampai ke introitus pada vestibulum,yang merupakan batas antara struktur genitalia interna dan eksterna.Dengan demikian,ada hubungan lamgsung antra bagian luar tubuh dengan rongga parietonial melalui sistem reproduksi.Organ-organ pelvis interna  dapat di palpasi melalui dinding tipis vagina bagian atas, dan akses pembedahan kerongga parietonial dapat di capai melalui dinding vagina di belakang serviks.
Mons pubis meliputi permukaan anterior dari simfisis pubis dan berlanjut kebawah dan menyatu dengan labia mayora.di sebelah medial dari labia mayora terdapat labi minora menyatu dan bergabung di inferior membentuk fourchette dan di superior membentuk propusium dari klitoris. Klitoris adalah jaringan erektil dan kecil terletak di atas labia minora.
C.    FUNGSI SISTEM REPRODUKSI WANITA
Fungsi-fungsi sistem reproduksi perempuan berlangsung melalui interaksi hormonal yang kompleks dan bertujuan untuk menghasilkan ovum yang matang menurut siklus dan mempersiapkan serta memelihara lingkungan bagi konsepsi dan gestasi.
D.    FUNGSI HORMONAL
Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengatur fungsi ovarium dan perubahan endometrium.siklus menstruasi yang berlangsung secara teratur tiap bulan,bergantung kepada serangkaian langkah-langkah siklik yang terkoordinasi dengan baik,yang melibatkan sekresi hormone pada berbagai tingkat dalam sistem terintegrasi. Pusat pengendalian hormon dari sistem reproduksi  adalah hipotalamus.Dua hormon hipotalamus gonandotropic-releasing hormone, yaitu follicle stimulating hormone-releasing hormone, dan luteinizing hormone-releasing hormone.Kedua hormon itu masing masing merangsang hipofisis anterior untuk menyekresi follicle stimulating hormone dan luteizing hormone.Rangkai peristiwa akan di awali oleh sekresi FSH dan LH yang menyebabkan produksi estrogen dan progesterone dari ovarium dengan akibat perubahan fisiologik pada. Uterus.Estrogen dan progesterone,pada gilirannya juga mempengaruhi produksi GnRH spesifik,sebagai mekanisme umpan balik yang mengatur kadar hormone gonadotropik.
E.    SIKLUS MENSTRUASI
Umumnya jarak siklus menstruasi berkisar dari 15 sampai 45 hari,dengan rata-rata 28 hari.Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari,dengan rata-rata 4-6 hari.Darah menstruasi biasanya tidak membeku.Jumlah kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60 sampai dengan 80ml. Ada tiga fase dalam siklus menstruasi dia antranya:
  1.Fasa Proliferase
Fase ini di kendalikan oleh hormone estrogen maka disebut juga fase estrogenic.Fase ini di mulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.Setiap bulan setelah haid.hipofisis anterior mensekresikan follicle stimulating hormone. Hormon ini berpngaruh terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan follicle graaf.selama pertumbuhan folikel menjadi folikel graaf  terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormone estrogen.Estrogen berfungsi untuk membangun endometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm. selain itu estrogen juga mempengaruhi kalenjar serviks untuk menghasilkan cairan encer.
Adanya estrogen akan menghambat pengeluaran FSH dan mengacu pengeluaran LH yang di keluarkan oleh lobus anterior hipofisis.Pada tahap akhir, dengan pecahnya folikel graaf,,ovum terlepas dan terlempar keluar di sebut ovolusi.
  2. Fase Sekresi
Fase ini terjadi pada hari ke 14 sampai hari ke 28 dari siklus.Folikel graaf yang pecah pada saat ovulasi  menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah.Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum.korpus luteum mengsekresikan hormone progesterone.
Selama fase sekresi,endometrium terus menebal.arteri-arteri membesar, dan kalenjar edometrium tumbuh.perubahan endometrium di pengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone yang di sekresikan oleh korpus luteum beregenerasi sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan sampai hilang.
  3.Fase menstruasi
Fase ini berlangsung selam 4-6 hari dalam satu siklus.Oleh karena hormone estrogen dan progesterone berhenti di keluarkan,maka endometrium mengalami degenerasi. Darah,mucus,dan sel-sel epitel di keluarkam melalui darh haid  dari rongga uterus ke vagina
Dengan menurunnya dan hilangnya progesterone dan estrogen. FSH aktiv di produksi lagi dan siklus balik lagi.
F.    KLIMAKTERIUM dan MENAPAUSE
Klimakterium adalah fase fisiologis  yang terjadi jika fungsi ovarium telah mengalami regresi.Menapaouse adalah berhentinya siklus perdarahan uterus yang teratur ,merupakan suatu peristiwa dalam klimaksterium.menapause biasanya terjadi antara usia 45-52 tahun.selama klimakterium,kadar ekstradiol menurun dan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang.Menurunnya kadar estradiol dalam sirkulasi meningkatkan sekresi gonadtropin oleh hipofisis melalui umpan balik negative.Ini menyebabkan produksi FSH yang meningkat dan terus di produksinya LH selama beberapa tahun setelah awitan menapause.Tanda,gejala dan perubahan fisiologik yang menyertai menopause adalah akibat menurunnya estrogen dalam sirkulasi. Gejala-gejala menopause dapat di mulai sebelum perubahan pada siklus menstruasi terjadi.Perdarahan menstruasi rutin dapat terus berlangsung sampai terjadinya menopause.Ketika siklus menjadi lebih pendek karena fase folikuler yang memendek, atau siklus mnjadi tidak teratur dan makin jarang,yang beberapa siklus terjadi terjadi ovolusi dan yang lain anovolusi.
G.    MAKANISME OOGENESIS
Oogenesis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur (oosit primer) yang terbentuk sejak bayi lahir. Saat pubertas, oosit primer melakukan pembelahan meiosis menghasilkan oosit sekunder dan badan pola pertama (polosit primer) . Proses ini terjadi di bawah pengaruh FSH (Follicle Stimulating  Hormone)
    Oosit sekunder di kelilingi oleh folikel. Oosit yang terus berkembang, lama-kelamaan akan di pisahkan dari folikel-folikel di sekelilingnya oleh zona pelusida. Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk Folikel Graaf ( folikel yang telah masak), di antaranya mempunyai rongga. Kemudian, sel-sel folikel ini memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk mensekresikan LH (Luteinizing Hormone). LH berfungsi mendorong terjadinya ovulasi ( pelepasan sel telur).
    Jika pada saat ovulasi terjadi pembuahan, maka oosit sekunder meneruskan pembelahan menjadi ootid (haploid) dan badan polar kedua. Ootid berdiferensiasi menjadi ovum. Jadi, dalam oogenesis ini di hasilkan oosit sekunder yang akan dibuahi oleh sperma. Setelah pembuahan, oosit sekunder membelah lagi secara meiosis sehingga di hasilkan ovum.
    Berbeda dengan laki-laki, wanita hanya mengeluarkan 1 sel telur saja selama waktu tertentu (siklus). Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh hormon. Pada manusia dan primata, siklus reproduksinya di sebut siklus menstruasi sedangkan pada mamalia lain di sebut siklus estrus. Menstruasi dapat di artikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dibuahi  beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering di sertai jaringan-jaringan kecil yang bukan darah. Siklus reproduksi ini umumnya memiliki periode 28 hari hingga 1 bulan, oleh karena itu disebut mens (berasal dari bahasa latin, menses yang artinya bulan).
    Siklus estrus merupakan suatu perilaku seksual yang agresif dari hewan betina pada saat terjadi ovulasi . Estrus ini merupakan peristiwa yang paling menonjol dari siklus reproduksi mamalia selain manusia dan primata. Oleh karena itu, Siklus reproduksinya disebut sebut siklus estrus.
Perbedaan utama antara siklus estrus dan menstruasi ini adalah, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dikeluarkan bersama darah. Sedangkan pada siklus estrus tidak terjadi pendarahan karena endometrium di serap (reabsorpsi) oleh uterus. Siklus menstruasi pada wanita umumnya 28 hari sakali, sedangkan siklus estrus pada tikus hanya 5 hari sekali, beruang dan anjing satu tahun sekali, dan gajah beberapa kali dalam setahun.
    Selama ovulasi, kandungan estrogen tinggi, sehingga lendir pada serviks tipis. Keadaan itu melancarkan sperma untuk bergerak dari vagina ke uterus. Setelah ovulasi, kandungan progesteron meningkat, dan lendir serviks menebal dan lengket. Lendir itu akan menghalangi jalan masuk sperma ke uterus.
H.     FERTILISASI DAN KEHAMILAN
    Fertilisasi adalah proses penggabungan sperma dan ovum. Setelah ejakulasi ke dalam saluran reproduksi wanita, sperma akan tetap hidup selama beberapa hari. Sedangkan ovum akan fertil selam 24 jam setelah ovulasi. Setelah sperma memasuki uterus, kontraksi pada dinding uterin akan membantu sperma mendekati ovum.
    Setelah sperma bertemu dengan ovum, akan muncul bukaan di bagian akrosom sperma. Bukaan tersebut akan mengeluarkan ensim pelarut zona pelusida pada oosit sekunder. Setelah sperma memasuki ovum, akan segera terjadi perubahan yang mencegah sperma lain masuk. Biasanya sperma akan kehilangan ekornya ketika masuk untuk membuahi ovum.
    Proses masuknya sperma akan merangsang oosit sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya. Kepala sperma yang bersifat haploid membengkak dan membentuk pronukleus  jantan. Pronukleus jantan akan melebur dengan pronukleus betina, kemudian membentuk nukleus zigot yang diploid.
    Zigot  akan tumbuh menjadi embrio di dalam uterus sejak terjadi fertilisasi hingga di lahirkan. Waktu kehamilan manusia berkisar rata-rata 266 hari atau 38 minggu. Kehamilan pada rodentia. Misalnya tikus berlansung selama 28 hari; pada anjing 60 hari; pada kerbau 270 hari; pada jerapah 420 hari; dan gajah 600 hari.
1.    Perkembangan Embrio Di Rahim
 Proses perkembangan embrio di dalam rahim adalah sebagai berikut.
    Telur yang telah di buahi oleh sperma membentuk zigot. Kemudian zigot di gerakkan oleh silia oviduk menuju ke uterus. Setelah 24 jam, terjadinya pembelahan sel (cleavage). Pembelahan ini terjadi saat telur yang di buahi berjalan dari oviduk menuju uterus yang memakan 3-5 hari.
    Sel telur yang sudah di buahi tadi akan mengalami pembelahan menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam sel, dan akhirnya akan menjadi satu kelompok sel baru yang merupakan suatu benda bulat seperti buah murbei yang di sebut stadium / fase morula. Morula kemudian membentuk pola berongga; bentuk ini di sebut blastosit. Blastosit berdiferensiasi menjadi 3 bagian, yaitu:
a.    Sel-sel disebut tropoblas
b.    Sel-sel bagian dalam disebut embrioblas
c.    Rongga berisi cairan disebut blastosol.

    Proses perubahan morula menjadi blastosit di sebut blastulasi. Blastosit kemudian turun ke uterus dan menanamkan diri di endometrium atau melakukan implantasi. Implantasi terjadi pada hari ke 7 atau ke-8. Implantasi terjadi karena sel tropoblas  mengeluarkan enzim proteolitik. Selanjutnya, embrioblas membelah diri sehingga menjadi satu kelompok sel yang sedikit menonjol dan diberi nama bintik benih.
    Sel-sel lapisan tropoblas mengeluarkan semacam cairan sehingga antara tropoblas dan bagian bintik benih terpisah antara keduanya terbentuk suatu ruangan yang berisi cairan yang makin lama makin luas. Akan tetapi, antara bintik benih dengan tropoblas masih berhubungan pada suatu tempat yang di namakan selom (coelom). Stadium / fase ini dinamakan fase blastula.
    Setelah terjadi blastula maka stadium selanjutnya adalah stadium gastrula. Di stadium ini, bintik benih mengalami pertumbuhan sel yang berbeda-beda dan membagi diri menjadi beberapa lapisan sel-sel yang berlainan sifatnya. Lapisan-lapisan itu antara lain ektoderma (lapisan luar) yang dekat dengan tropoblas, lapisan endoderma (lapisan dalam) yang sedikit menonjol ke dalam ruangan eksoselom, dan mesoderma (lapisan tengah).
    Saat embrio tumbuh, endoderma berkembang menjadi batas epitelium gastro organ. Mesoderma membentuk peritonium, otot, tulang, dan jaringan ikat lain. Ektoderma membentuk kulit dan sistem saraf.
2.    Pembentukan Membran Embrio
    Selama periode embriotik, membran embrio terbentuk. Membran-membran ini berada di luar embrio dan fungsi melindungi dan memberi makan embrio. membran-membran tersebut adalah kantong kuning telur, amnion, korion, dan alantois.
a.    Kantong kuning telur
    Kantong ini adalah membran yang di batasi endoderma. Pada beberapa spesies, kantong kuning telur berfungsi menyediakan nutrisi utama bagi embrio. Pada manusia, kantong ini berfungsi menyediakan tempat mula-mula bagi pembentukan darah. Kantong kuning juga mengandung sel-sel yang akan kerkembang menjadi spermatogonium atau oogonium setelah bayi dewasa.
b.    Amnion
    Amnion merupakan membran pelindung yang tebal. Saat embrio tumbuh, amnion menyelubungi embrio dan membentuk ruang yang berisi cairan amnion. Cairan amnion berfungsi melindungi embrio dari gesekan dan membantu regulasi suhu tubuh embrio.
c.    Korion
    Korion merupakan derivat dari ektoderma dan mesoderma tropoblas. Korion menjadi bagian utama plasenta. Korion ini menyelubungi amnion dan kantong kuning telur.
d.    Alantois
    Alantois berupa membran vaskular kecil yang merupakan tempat mula-mula pembentukan darah. Fungsi alantois adalah untuk respirasi, saluran makanan dan ekskresi.
3.    Pembentukan Plasenta
    Pada bulan ketiga, terjadi pembentukan plasenta ( ari-ari atau tembuni). Plasenta berbentuk pipih dan berkembang dari korion dan sebagian endometrium. Fungsi plasenta adalah sebagai berikut.
1.    Memungkinkan oksigen dan makanan dari darah ibu berdifusi ke darah janin.
2.    Memungkinkan karbon dioksida dan sisa metabolisme janin berdifusi kedarah ibu.
3.    Mencegah mekroorgenisme masuk ke dalam tubuh janin.
4.    Menyuplai makanan seperti karbohidrat, protein, kalsium, dan besi ketubuh janin.
5.    Menghasilkan beberapa hormon yang dibutuhkan untuk memelihara kehamilan.
        4.Tali Pusar
    Selama pertumbuhan embrio, pada korion tumbuh struktur seperti jari-jari yang disebut vili korion. Vili korion mengandung pembuluh darah janin dari alantois. Vili korion tumbuh terus hingga terendam pada ruang darah ibu yang disebut ruang intervili. Darah ibu dan janin akan berdekatan namun tidak bercampur, fungsi vili korion adalah tempat pertukaran oksigen dan makanan dari darah ibu ke bayi.
    Dari pembuluh darah pada vili, makanan akan disirkulasikan ke vena umbilikus (tali pusat) dan sisa metabolisme dari janin akan meninggalkan janin lewat arteri umbilikus dan berdifusi ke darah ibu. Tali pusar tersusun atas lapisan terluar amnion yang mengandung arteri umbilikus dan vena umbilikus serta diperkuat oleh jaringan ikat pipih dan alantois. Apabila bayi telah lahir maka tali pusar akan tetap menempel di perut bayi hingga beberapa hari. Setelah tali pusar tanggal. Akan meninggalkan bekas di perut yang sering di sebut pusar.
I. ASI ( AIR SUSU IBU)
    Pada umumnya, bayi hanya memerlukan ASI sampai usia 3 bulan. Biasanya tidak terdapat gangguan pertumbuhan dalam masa usia ini, kecuali jika anak menderita penyakit atau karena hal-hal tertentu di luar faktor makanan. Akan tetapi, setelah 3 bulan, jumlah ASI yang dihasilkan ibu akan mulai berkurang, sehingga tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan anak akan kalori dan protein. Anak akan memperlihatkan tanda-tanda awal gangguan pertumbuhan, seperti kenaikan berat badan akan mulai lambat dan sebagainya. Pengaturan makanan yang tepat dan benar merupakan kunci pemecahan masalah ini.
    Khasiat ASI sebagai makan untuk bayi tidak perlu disangsikan lagi. Ahli kedokteran anak di seluruh dunia telah mengadakan penelitian terhadap kebaikan ASI sebagai makanan bayi, .Air susu ibu mengandung hampir semua zat gizi yang di perlukan oleh bayi dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung kadar laktosa tinggi. Laktosa dalam usus akan pengalami peragian  hingga membentuk asam laktat dalam susu bayi bermamfa Menghambat pertumbuhan bakteri yang patogen.
1.    Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan berbagai asam organik dan mensintesis beberapa jenis vitamin dalam usus.
2.    Memudahkan terjadinya pengendapan calsium caseinate ( protein susu)
3.    Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium, fosfor dan magnesium.
4.    ASI tidak mengandung bibit penyakit, justru mengandung zat penolak untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI antara lain laktoferin, dan antibodi yang dapat melindungi anak dari bakteri, virus dan jamur.
5.    ASI lebih aman terhadap kontaminasi, karena ASI di berikan langsung, maka kemungkinan akan tercemar zat yang berbahaya lebih kecil.
6.    Resika alergi pada baya sangat kecil.
7.    Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi,
8.    Pemberian ASI dapat mempercepat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
9.    Bayi yang menyusu pada ibunya memiliki pertubuhan geraham lebih baik.
10.    Bentuk payudara ibu memungkinkan bayi menyusui tanpa tersedak.
    ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat setelah persalinan di sebut Kolostrum. Setelah hari keempat sampai kira-kira minggu kelima di sebut susu peralihan. Setelah minggu kelima dan seterusnya, ASI yang di produksi mempunya komposisi zat gizi yang tetap.
    Kolostrum berwarna lebih kuning dan lebih kental dari pada ASI. Kolostrum berkhasiat membersihkan saluran penceranaan bayi dari mokunium ( kotoran yang terdapat dalam saluran pencernaan janin). Selain itu, kolostrum at untuk:



                                                        BAB III
                                                    PENUTUP
 A.KESIMPULAN
 Perempuan memiliki kromosom seks dengan konfigurasi XX. Selama fase embrionik,sel-sel yang  berkembang menjadi sistem reproduksi akan mengalami deferensiasi.sistem reproduksi laki-laki dan  perempuan berkembang dari jaringan gonad yang sama dan potensial untuk berkembang  menjadi genitalia laki-laki atau perempuan.pertama-tama sistem duktus mullerian dan sistem duktus wolffian tidak dapat dibedakan.Sistem ini berkembang menjadi gonad, duktus dari gonad menjadi genitalia eksternal dan kalenjar seks sekunder.Diferensiasi  embrio menjadi laki-laki atau perempuan dipengaruhi konfigurasi genetik dan hormone-hormon.Pada akhir minggu ke 12 dari kehamilan,jenis kelamin janin sudah dapat di tentukan secara visual.Pada embrio perempuan,struktur-struktur internal (uterus, tuba valopi, vagina) berkembang dari sistem duktus mullerian, sedangkan duktus wolffian mengalami regresi.
Saat pubertas,pada perempuan biasanya antara usia 9 hingga 16 tahun, terjadi perubahan sistem reproduksi  perempuan.Perkembangan seks sekunder dan primer yang berkararistik adalah sebagai akibat dari hormone estrogen.Tanda pubertas eksternal dapat di lihat dari putting dan payudara yang berkembang dan areola yang membesar, tumbuhnya rambut aksila dan pubis, panggul melebar, yang berkembang dengan cepat.Utrus dan ovarium juga berkembang dan matang.
Perubahab sistem reproduksi akibat penuaan biasanya di mulai dari selama decade kelima dalam kehidupan.Kebanyakan perempuan mengalami menopause di awal usia 50-an.Pada saat itu,reduksi hormon estrogen akhirnya menyebabkan penghentian menstruasi yang bersamaan dengan gejala khas  penurunan reproduksi hormone,yaitu atrofi organ-organ reproduksi,mnurunnya lubrikasi,dan tidak stsabilnya vasomotor.
B.SARAN
Tulisan makalah ini jauh dari kesmpurnaan mohon saran untuk motivasi.

                                       DAFTAR PUSTAKA
Price,Sylvia A.2006.Patofisiologi edisi 6.jakarta:EGC
Raharjo,sentot budi. Biologi SMA XI.2006.jakarata:Erlangga






              

0 komentar:

Posting Komentar